Renungan Harian: Hidup yang Bernilai

Renungan11 Views

“Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa- Nya yang mulia dan ajaib.”

2 Petrus 1:3

ObjekBerita.id – Hidup itu luar biasa. Kita sudah menjalani hidup selama 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun, 30 tahun, 40 tahun, 50 tahun atau lebih.

Karena sudah terbiasa menjalani hidup, kita lupa untuk menghargai dan menilai hidup secara benar, karena apa yang sudah biasa kita lakukan atau kita miliki menjadi tidak luar biasa.

Ketika seseorang beli mobil mewah, pada hari pertama betapa dia menghargai mobil itu; mungkin bertahan hingga bulan pertama, atau dua bulan pertama mobil itu terasa berharga, tetapi 5 tahun kemudian tidak bernilai lagi… dan memang nilai dari mobil itu juga kemudian merosot.

Kuasa kegelapan menipu, dia penipu; Satan is a liar. (Setan adalah pembohong) Dia membisikkan kalimat yang kita tidak sadari melalui kejadian, peristiwa, percakapan, film atau lagu bahwa hidup ini tidak bernilai; dan sebaliknya yang bernilai adalah ketika kita punya rumah besar, mobil bagus, populer, cantik, ganteng, terhormat, berpendidikan tinggi, aman, jauh dari ancaman… dan hampir semua orang tersesat di sini.

Bagi pendeta, ia merasa bernilai kalau jadi pendeta besar, punya gereja besar, menjadi pimpinan besar, menjadi ketua sinode.

Tambah bernilai kalau anggotanya ada pejabat tinggi, anggota DPR, pengacara terkenal, yang bisa disebut-sebut dalam khotbahnya.

Hidup ini bernilai bukan karena hal itu. Hidup ini bernilai kalau kita ada di jalan Tuhan. Di jalan Tuhan artinya dalam kebersamaan dengan Tuhan. Bagi umat Perjanjian Lama, di jalan Tuhan artinya mengikuti rencana-Nya.

Abraham mengikuti rencana Allah. Ia keluar dari Ur-Kasdim, dibawa Tuhan ke negeri yang Tuhan hendak tunjukkan. Tetapi ternyata sampai meninggal pun dia tidak pernah menemukan negeri itu, hanya melihat dari jauh, dimana negeri itu adalah Langit Baru dan Bumi Baru (baca Ibrani 11).

Bagi umat Perjanjian Lama dikatakan berjalan bersama Tuhan adalah selama mereka melakukan hukum (hukum Tuhan) dan mengikuti rencana Allah.

Tetapi bagi umat Perjanjian Baru bukan begitu saja. Tentu kita harus memenuhi rencana Allah, namun dikatakan berjalan bersama dengan Tuhan kalau Tuhan tinggal di dalam kita, dan kita tinggal di dalam Dia.

*Maksudnya adalah supaya kita mengalami proses perubahan sampai menjadi serupa dengan Tuhan atau berkodrat ilahi (baca 2 Petrus 1:3-4) atau mengambil bagian dalam kekudusan Allah.*

Amin

Sumber: Air Hidup

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *