Manado – Objekberita.id. Natal Yesus Kristus adalah momentum yang indah untuk kita merefleksikan diri memadamkan segala ego negatif yang mengendap dalam tubuh kita. Bagi pegiat Anti Narkoba, Natal adalah momen yang pas untuk memulihkan Citra Allah yang Ternoda, refleksi Natal Senator DR. Maya Rumantir, MA,. Ph.D,. di Perayaan Natal bersama Generasi Anti Narkoba Nasional (GANN) Sulawesi Utara, Kamis 18 Desember 2025, Ruang Rapat Pemerintah Kota Manado.
Menurut Duta Anak dalam Kandungan Indonesia – Komisi Perlindungan Anak ini, di balik gemerlap lampu pohon Natal dan kidung pujian yang membahana, terselip sebuah misi kemanusiaan yang krusial: perjuangan melawan jerat narkoba! Kita tahu persis, bangsa akan hancur kalau generasi mudanya terjerat narkoba. Bagi para aktivis anti-narkoba, Natal bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penguatan iman untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang tersesat dalam kegelapan adiksi. Ini tugas berat tapi mulia, dengan syarat para pegiat harus menjadi contoh yang hidup dalam kehidupan sehari-hari. “Bagaimana kita berteriak Anti Narkoba, kalau kita sendiri pengguna atau paling sederhana, perokok, ” tutur istri dari Ir. Takala Hutasoit, MBA.
Lebih lanjut, Penerima Minahasa Award ‘Wewene Leos Keter Wo Nga’asan’ tahun 2014 ini mengutip Firman Tuhan dalam 1 Korintus 6:19-20. Firman Tuhan ini bisa menjadi fondasi teologis yang kuat bagi pergerakan Anti Narkoba “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus, Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! “. Ayat ini bukan sekadar larangan, melainkan pengingat akan martabat luhur manusia. Narkoba dipandang bukan hanya sebagai masalah hukum, tetapi sebagai perusakan terhadap “Bait Suci” yang telah Tuhan percayakan.
“Kristus lahir ke dunia untuk membawa terang bagi mereka yang berjalan dalam kekelaman. Bagi pecandu, kekelaman itu adalah rasa hampa yang coba diusir dengan zat terlarang. Di sinilah peran aktivis anti-narkoba sebagai perpanjangan tangan Tuhan membawa “Terang” berupa edukasi, pendampingan, dan kasih tanpa penghakiman,” tegas penerima The Royal Mahardika Award as Knight of The Royal Mahardika ‘Dignitary Woman of Asia’ Las Vegas USA May 2025.
Pada momentum ini, Senator Maya Rumantir mengajak kita semua melihat bahwa setiap nyawa yang terbebas dari narkoba adalah sebuah kado terindah bagi Sang Juru Selamat. Maka, sembari merayakan kelahiran-Nya, mari jadikan momen ini sebagai komitmen baru. Karena membebaskan sesama dari belenggu narkoba adalah bentuk nyata dari menjalankan perintah-Nya: mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. “Para pegiat Anti Narkoba, jadilah Palungan bayi Yesus yang memancarkan cahaya harapan baru bagi pengguna narkoba untuk bertobat,” tegas Senator Maya Rumantir.
Evie Vivi Woy, Ketua GANN Sulut, bahwa refleksi Natal Ibu Maya Rumantir yang mengingatkan bahwa Tubuh adalah Bait Allah merupakan sebuah penguatan spiritual yang sangat relevan bagi perjuangan kami dalam memberantas penyalahgunaan narkoba. Di tengah tantangan zaman, pengingat ini memanggil kita semua untuk menjaga kesucian diri dan menghormati kehidupan sebagai anugerah Tuhan yang paling berharga. Menghancurkan tubuh dengan narkoba berarti merusak kediaman Allah yang kudus.
Sedangkan refleksi Ibu Senator menyampaikan agar para pegiat anti-narkoba bersedia menjadi “Palungan bagi bayi Yesus” telah memberikan perspektif baru bagi misi. Menjadi palungan berarti bersedia menjadi tempat yang sederhana, rendah hati, namun aman bagi hadirnya harapan, pemulihan, dan kasih yang menyelamatkan. Mari berkomitmen untuk terus menjadikan organisasi ini sebagai “palungan” yang menampung mereka yang terpinggirkan oleh adiksi, memberikan kehangatan pemulihan, dan menjadi saksi bahwa cahaya Natal mampu mengalahkan kegelapan narkoba.
Tak salah GANN SULUT mengangkat Ibu DR. Maya Rumantir, MA,. Ph.D., sebagai Penasehat. “Sosok beliau adalah teladan bagi kami dalam melayani!”, ucap Evie Vivi Woy. (HenceKaramoy)
Terang Natal di Tengah Kelam Adiksi:. Senator Maya Rumantir, “Tubuhmu Bait Allah!”







