Pengucapan Syukur Minsel 2025: Ekspresi Iman yang Mendalam kepada Tuhan

Minsel, ObjekBerita.id – Di balik kemeriahan dan hidangan lezat, Pengucapan Syukur yang dirayakan hari ini di seluruh Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) adalah cerminan dari ekspresi iman yang mendalam kepada Tuhan.

Tradisi ini bukan sekadar pesta tahunan, melainkan sebuah pengakuan tulus atas kasih dan penyertaan-Nya yang tak pernah putus.

“Pengucapan Syukur adalah ekspresi iman kepada Tuhan atas kebaikan, kesehatan dan sumber daya alam yang diberkati,” ungkap Bupati Minsel, Franky Donny Wongkar SH.

“Perayaan Pengucapan Syukur kiranya tanpa pesta pora, menghindari minuman keras dan tidak melakukan praktik judi dalam bentuk apapun demi kondisi yang kondusif, aman dan membawa damai sejahtera,” pesan dia.

Berawal dari Ibadah dan Doa Syukur

Momen Pengucapan Syukur diawali dengan ibadah di gereja-gereja. Pagi ini, ribuan jemaat memadati setiap gereja, dari desa hingga kota, untuk mengucapkan terima kasih atas berkat yang melimpah.

Para pendeta dan tokoh agama mengingatkan jemaat bahwa inti dari perayaan ini adalah kerendahan hati dan rasa syukur atas segala anugerah, baik itu panen yang berhasil, kesehatan keluarga, maupun perlindungan dari bahaya.

Ibadah ini menjadi landasan spiritual yang menguatkan makna Pengucapan Syukur.

Ini adalah waktu bagi setiap individu untuk merefleksikan perjalanan hidup mereka selama setahun terakhir dan melihat campur tangan Tuhan dalam setiap langkahnya.

Doa syukur yang dipanjatkan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga, komunitas, dan tanah Minahasa Selatan yang telah diberkati.

Mewujudkan Iman dalam Tindakan

Ekspresi iman tidak berhenti di dalam gereja.

Perayaan ini kemudian dilanjutkan di rumah-rumah, di mana masyarakat Minsel mewujudkan imannya melalui tindakan nyata:

1. Berbagi dan Melayani

Pintu rumah yang terbuka lebar untuk menyambut siapa saja adalah simbol dari semangat berbagi.

Ini adalah cara masyarakat Minsel untuk mempraktikkan kasih dan pelayanan, mencontoh ajaran Alkitab yang menekankan pentingnya memberi.

2. Mengikat Tali Kasih

Perayaan ini menjadi sarana untuk mempererat tali kasih dengan sesama.

Saling mengunjungi dan beramah tamah adalah wujud nyata dari iman yang hidup, yang mendorong persatuan dan persaudaraan.

3. Menjaga Ketertiban

Kesadaran untuk menjaga ketertiban, keamanan, dan menghindari tindakan yang merugikan, seperti mabuk-mabukan atau balapan liar, juga merupakan bentuk ketaatan dan rasa tanggung jawab yang berlandaskan iman.

Masyarakat diajak merayakan dengan sukacita yang wajar dan penuh kesadaran.

Dengan demikian, Pengucapan Syukur Minsel 2025 menjadi bukti nyata bahwa tradisi budaya dapat berpadu harmonis dengan nilai-nilai spiritual.

Ini adalah perayaan iman yang tidak hanya diucapkan, tetapi juga dihidupkan melalui kebersamaan, rasa syukur, dan ketaatan.

Semoga semangat ini terus menginspirasi dan membawa berkah bagi seluruh masyarakat Minsel.

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *